Ketika Freeport Saya Ambil Alih Obama Dan Trump Terdiam
Saya Ambil Freeport, Obama dan Trump Gak Ngomong Apa-Apa
Ucapan Jokowi yang amat sederhana serta tanpa kembangan gulali kata tersebut tetap saja tak menutupi keluasan makna yang tercakup di dalamnya. Sebab Jokowi paham sebenar-benar paham, bahwa rakyat Indonesia tak suka kepada yang gemar umbar kata namun miskin data dan terutama sekali: Minim realisasi nyata!
Dilansir dari detikFinance, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Tengah.Saat di Magelang, Jokowi hadir dalam pertemuan bersama para
tokoh dan kiai se-eks Karisidenan Kedu.Dalam sambutannya Jokowi sempat menyinggung perjuangan
pemerintah mengambilalih 51% saham PT Freeport Indonesia.
Menurut Jokowi mengambilalih mayoritas saham di Freeport
bukan hal mudah karena harus melalui tahap negosiasi yang cukup panjang, cuma
masih saja dituding antek asing."Freeport 40 tahun lebih dikelola Freeport McMoRan. Di
situ ada tanah, gunung. Tapi kurang lebih Rp 2.400 T, kita ambil 51,2%
mayoritas sudah kita ambil. Kok dituduh antek asing? Dipikir ambil seperti ini
gampang? Kalau mudah, sudah diambil sejak dulu. Ini sulit negonya," ujar
Jokowi di Magelang, Sabtu (23/3/2019).
Belum lagi ada yang menakut-nakuti saat pengambilalihan
saham Freeport lantaran harus berurusan dengan Amerika Serikat.Merespons hal itu, menurut Jokowi, dia tidak mengalami
persoalan terkait Freeport saat bertemu para pemimpin negeri Paman Sam.Bahkan, kata Jokowi, Presiden Donald Trump pun tidak
menyinggung soal kebijakan Indonesia mengambil 51% saham Freeport.
"Banyak yang sampaikan ke saya, ini Amerika lho, ini Amerika lho. Ya saya ngapain sih? Kita negara besar. Saya ambil Freeport, ketemu Obama saat itu, dia nggak ngomong apa-apa. Saya ketemu Donald Trump, berapa kali 4-5 kali nggak ngomong apa-apa juga.Artinya apa, kita ini takut karena ditakut-takuti," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain soal Freeport Jokowi juga mengungkit sudah mengambil
blok migas Rokan dan Mahakam dari pihak asing, tapi masih saja yang menuding
dirinya antek asing.
"Tahun 2015 namanya Blok Mahakam sudah 50 tahun
dikelola Prancis dan Jepang. Tapi 2015 Blok Mahakam sudah kita ambil 100%.
Begitu dituduh antek asing, saya ngomong, sudah diambil, difitnah, dituduh lagi
antek asing. Blok Rokan dikelola Chevron dari AS sudah 90 tahun lebih. 2018 sudah
dimenangkan 100% oleh Pertamina. Kok dituduh antek asing," kata mantan
Gubernur DKI Jakarta itu.
Sekali lagi, dibalik kesederhanaan kata yang diucapkan
Jokowi, selalu saja mengandung makna yang begitu luas.Begitu pula dengan kalimat yang disemat dalam judul ulasan
artikel ini.
Pertama, Jokowi ingin menegaskan, bahwa Indonesia adalah
negara besar, yang tak perlu takut terhadap apapun kepada siapapun selama yang
dilakukan adalah untuk kemaslahatan rakyat.
Dan Jokowi telah memberi bukti, dan bukannya cuma sekedar
janji pengoles bibir, bahwa dirinya adalah pemimpin yang tak takut apapun serta
tak ciut siapapun kecuali hanya kepada Allah.
Hal tersebut dibuktikan oleh Jokowi, dengan mengambil alih
segala yang memang menjadi hak bangsa dan rakyat dari tangan asing, tanpa
dirinya khawatir secara lebay hinga misalnya melakukan jumpa pers segala macam
mengatakan bahwa dirinya menjadi target pembunuhan pihak tertentu imbas
tindakan heroik yang dilakukannya demi rakyat tersebut.
Bagaimanapun juga, walaupun bukan jenderal, Jokowi bukanlah
tipikal baper nan cengeng yang segala apa didramatisir hanya demi mencari
simpati.
Kedua, kewibawaan negara terutama sekali ditunjukkan oleh
para pemimpin negara itu sendiri.
Dan Jokowi kembali membuktikan, bahwa dirinya memang
memiliki mental baja yang mampu membuat dirinya mengangkat kewibawaan Indonesia
di mata dunia.
Bagi Jokowi, Indonesia adalah negara besar, yang tak boleh
tunduk terhadap kepentingan asing manapun tak peduli dari negeri adi daya yang
mana saja.
Tak heran bila kemudian negeri tetangga yang meremehkan
Indonesia di masa kepemimpinan jenderal sebelumnya, langsung terkencing-kencing
membongkar asetnya di suatu pulau terluar Indonesia, tak lama setelah Jokowi
resmi menjadi presiden terpilih.
Bahkan Jokowi tak segan bersegera rapat di atas kapal
perang, demi memberi efek gentar kepada siapapun yang ingin merongrong kedaulatan
wilayah negeri.
Sebab bagi Jokowi, rakyat adalah yang utama serta negara
adalah segalanya, dan bukan yang lainnya yang hanya dimuat dalam kardus atau
dikamuflase surban belaka namun kebusukannya menguar kemana-mana.
Ketiga, Jokowi hanya ingin menunjukkan, bahwa tak ada yang
mustahil serta tak dapat dilakukan oleh rakyat Indonesia, terutam bila pemimpin
negerinya memang benar-benar mendukung habis-habisan apapun kebaikan yang
dimiliki oleh rakyatnya.
Dan jokowi telah banyak membuktikan hal itu.
Di era kepemimpinan Jokowi, prestasi Indonesia mengudara
kemana-mana, mulai dari level Asia hingga bahkan ke tingkat manca negara.Bagaimanapun juga, Jokowi amat memahami jiwa rakyatnya, yang
sesungguhnya hanya butuh didukung serta difasilitasi segala infrastruktur
maupun juga sarana dan prasarana pendukung lainnya, untu kemudian sila takjub
akan prestasi yang kelak berhasil dicapai rakyat Indonesia.
Tak heran bila kemudian Jokowi tak melakukan strategi
‘legging’ dan ‘umbar susu’ sambil telanjang dada.
Selain memang tak sesuai dengan budaya Indonesia yang
memiliki rasa malu serta menjunjung nilai-nilai kearifan, hal tersebut memang
bukan yang paling dibutuhkan sebagai simbol pemimpin negeri.
Karena simbol terbaik kepemimpinan negeri ini adalah
kecerdasan, dan bukannya ketelanjang dadaan. Adalah kewibawaan dan kesatriaan,
dan bukannya kemayu berlegging ria sambil mengoles minyak bibir agar janji yang
terucap jadi kinyis-kinyis sementara bukti urusan yang nomor paling sekian..
Adalah kemantapan mental kestabilan jiwa, dan bukannya yang
setiap pernyataan yang dilontarkan ke masyarakat selalu membuat repot tim
pemenangannya untuk lintang-pukang melakuka klarifikasi hingga amat tersuruk.
Apakah ada pemimpin yang jauh lebih baik dibandingkan
Jokowi?
Jawabannya, semoga ada. Walau memang bukan saat ini dan
tidak dalam pilpres tahun ini.
Mungkin di pemilu 2024 kelak, akan banyak terlahir,
sosok-sosok calon pemimpin negeri, yang terinspirasi kehebatan kepemimpinan
Jokowi
Sumber : Seword.com
Posting Komentar untuk "Ketika Freeport Saya Ambil Alih Obama Dan Trump Terdiam"