Komentar Cak Nun,Presiden Itu Harus ....
siapa pilihan Cak Nun sendiri? “Rahasia,” katanya
Dibuka.site - Pernyataan budayawan sekelas Emha Ainun Najib memang
ditunggu banyak orang. Pemimpin seperti apa yang Cak Nun harapkan? Di Rumah
Maiyah, pria kelahiran Jombang ini menyatakan akan datang ke TPS. "Saya
selalu datang ke TPS. Pertimbangan saya nomor satu adalah rukun sama tetangga.
Mereka panitia capek-capek, masak saya nggak datang, saya datang," ujarnya
di Rumah Maiyah Kadipiro, Yogyakarta, Jumat (detik.com,
29/3/2019).
Maiyah adalah forum kebersamaan yang dibentuknya bersama
jemaah pengajian Padhang Mbulan yang kini sudah tersebar di berbagai daerah dan
selalu dipadati orang. Nah, kriteria pemimpin seperti apa yang Cak Nun
harapkan?
"Harus ada para pemimpin yang berinisiatif, rendah hati satu sama yang lain, arif satu sama lain, dan mengabdi kepada rakyat satu sama lain. Karena di Indonesia ini yang harus menang kan rakyat, bukan kelompok mana pun," itulah jawaban dari cak nun.
Ayo kita cermati kriteria Cak Nun dengan pemikiran kekinian dan milenial
Pertama, pemimpin harus punya inisiatif. Artinya bergerak ke
arah yang baik tanpa disuruh orang. “Orang-orang sukses bergerak atas inisiatif
mereka sendiri dan mereka tahu menuju kemanakah mereka sebelum memulai,” ujar
Napoleon Hill. Dari kata bergerak ini, muncullah kata dinamis, yang berasal
dari kata dinamit. Artinya, ledakan. Jadi, seorang pemimpin harus lebih banyak
bekerja nyata ketimbang mengumbar janji surga yang tak jelas kapan
realisasinya. Barack Obama, pernah berkata,
“The cynics may be the loudest voices – but I promise you, they will accomplish the least.”
Artinya, orang
sinis yang suka mengolok-olok pekerjaan orang lain bisa saja bersuara paling
lantang, namun biasanya justru gamang dan tidak punya pencapaian apa-apa.
Kedua,pemimpin haruslah seorang yang rendah hati.Orang
yang mengindap megalonia yang selalu merasa dirinya besar, sulit untuk
merendahkan diri.Hal ini diakui dengan jujur oleh Muhammad Ali yang berkata,
“It’s hard to humble, when you’re as great as I am.”
Bagaimana bisa berempati
dengan rakyat jelata jika setiap hari hanya tinggal di istana dan hanya turba
saat ada pemilu saja?
Ketiga,arif.Ada pepatah yang sangat terkenal yang
berbunyi:
“It is better to remain silent at the risk of being thought a fool, than to talk and remove all doubt of it.”
Atau versi lainnya:
“Better to remain silent and be thought a fool than to speak and to remove all doubt.”
Yang jadi,
pertanyaan, siapakah yang mengucapkannya? Ada yang berkata Abraham Lincoln. Ada
pula yang mengatakan Mark Twain. Maurice Switzer? Arthur Burns? John Maynard
Keynes? Confucius? Atau bahkan Anonymous alias tak jelas? Yang jelas, bisa saja
ungkapan bijak itu diambil dari Salomo yang berkata, “Even a fool is thought
wise if he keeps silent, and discerning if he holds his tongue” (NIV) atau
“Even a fool, when he holdeth his peace, is counted wise: and he that shutteth
his lips is esteemed a man of understanding” (KJV). Bagaimana dengan Alkitab
bahasa Indonesia? “Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri
dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya” (Amsal 17:28). Nah,
pemimpin yang baik seharusnya lebih banyak bekerja ketimbang bicara.
Keempat, mengabdi kepada rakyat. Petunjuk jalan yang baik
adalah orang yang pernah menginjak tempat yang akan dituju. Demikian juga
dengan seorang pemimpin. Jika dia ingin mengabdi kepada rakyat, maka dia bukan
hanya membayangkan atau mengatakan bahwa dia pro rakyat, tetapi yang bukan saja
empati, tetapi pernah menjalani kehidupan sebagai rakyat jelata. “Aku hanya
ingin agar Anda mempedulikan tetangga sebelah rumah Anda. Apakah Anda mengenal
tetangga sebelah rumah Anda?” Pertanyaan sederhana dari Suster Teresa ini jelas
bukan? Jika kita tidak bisa mengabdi kepada tetangga kita, bagaimana kita bisa
mengabdi kepada rakyat yang lebih besar?
Kelima, memperjuangkan kemenangan rakyat, bukan kelompok
mana pun. Artinya, pemimpin yang baik bisa mengayomi semua golongan, bukan
golongannya sendiri. Agendanya jelas. Bukan bagi-bagi jatah hanya kepada
orang-orang yang berjasa menghantarkannya menuju kursi kepemimpinan, melainkan
menjadikan semua rakyat sejahtera.
Dari kelima kriteria pemimpin yang baik menurut Cak Nun,
siapa yang kira-kira cocok untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan? Lalu,
siapa pilihan Cak Nun sendiri? “Rahasia,” katanya.
Posting Komentar untuk "Komentar Cak Nun,Presiden Itu Harus ...."