Pendukung Prabowo Balik Arah Karena HTI dan FPI
"Saya bukan islam radikal" Kata Prabowo
Ada satu pernyataan menarik dari Prabowo akhir-akhir ini,
pada intinya dia membantah tuduhan bahwa dirinya muslim radikal. Selanjutnya
Prabowo menceritakan bahwa dia lahir dari ibu Nasrani, sehingga seolah-olah
tidak mungkin menjadi Islam radikal.
Meskipun alur logika ini agak aneh,kalau terlahir dari Ibu
Nasrani pasti tidak jadi muslim radikal, tapi ya sudah lupakan saja.Karena ini
tak terlalu penting.Yang menarik perhatian saya adalah,tuduhan Prabowo muslim
radikal.Sejauh pengamatan terhadap isu yang berkembang di berbagai media lintas
platform, belum pernah saya membaca ada tuduhan semacam itu. Justru masyarakat
meragukan keislaman Prabowo. Karena menghilang setiap jumatan,pun tidak jelas
apakah bisa shalat atau tidak mengingat wudu saja asal-asalan.Mana bisa kita
menuduh Prabowo ini muslim radikal sementara kita meragukan keislamannya? Hihihi
Pidato Prabowo yang ge-er merasa dituduh Islam radikal
nampaknya lahir dari pembisik yang salah. Dari konsultan atau elite sekitar
yang tidak dapat membedakan antara tuduhan didukung oleh ormas radikal, atau
tuduhan Prabowo radikal.
Yang berkembang di masyarakat adalah ketakutan untuk memilih
Prabowo karena didukung oleh ormas terlarang dan radikal.Menurut data survey
LSI Denny JA,ada pergeseran cukup signifikan dari pendukung Prabowo.
Sekilas, angka atau suara dukungan stagnan di kisaran 30-40
persen.Tapi di dalamnya terdapat pergeseran sangat signifikan.Menurut data,kelompok
nonmuslim, NU,Muhammadiyah dan muslim moderat banyak bergeser mendukung Jokowi
Amin. Pergeseran suara membuat suara Jokowi semakin naik belakangan ini.
Alasan pergeseran ini karena pendukung Prabowo semakin
terindentifikasi didukung oleh ormas-ormas terlarang, radikal dan bahkan
teroris. Seperti contoh saat kampanye di Jawa Barat,Prabowo dengan sengaja
menaiki mobil ormas pendukung ISIS.
Massa HTI yang hadir di acara deklarasi dan kampanye Prabowo
semakin ketara.Bendera-bendera hitam berkibar begitu bebas,bersaing dengan
bendera partai pengusung.HTI seolah menjadi partai politik yang ikut berkoalisi
mendukung pasangan Prabowo Sandi.Sementara Rizieq dalam pelariannya karena
skandal chat mesum,belakangan juga semakin gencar menyuarakan untuk solid
mendukung Prabowo.
Faktor-faktor ini membuat suara dukungan terhadap Prabowo bergeser.Muslim moderat,NU, Muhammadiyah dan nonmuslim bergeser mendukung Jokowi, sementara Prabowo mendapat limpahan suara dari ormas-ormas radikal, terlarang dan bermasalah.
Kubu Prabowo tidak berdaya menolak, bahkan nampak senang
mendapat dukungan dari berbagai ormas-ormas radikal dan terlarang tersebut.
Dalam sebuah kesempatan debat antar timses di Mata Najwa semalam, jubir Prabowo
bahkan membela bendera-bendera HTI yang dikibar-kibarkan pada saat kampanye
terbuka.
Secara politik, seharusnya fenomena ini ditangapi atau
disikapi.Karena dukungan ormas-ormas radikal dan teroris tersebut jelas membuat
pendukung sendiri muak serta enggan memilih Prabowo.Tapi nampaknya Prabowo juga
suka melihat gelombang massa yang dijadikan garansi oleh HTI dan sejenisnya
untuk hadir memeriahkan berbagai acara kampanye.Sehingga lupa menangkap dan
mengevaluasi kekuatan politiknya.
Tapi secara pribadi, saya senang dan bahagia karena Prabowo
lebih mengedepankan acara penuh massa. Karena itu artinya kemungkinan Jokowi
menorehkan sejarah, meraih suara dukungan terbesar sepanjang sejarah demokrasi
di Indonesia.
Dari serangkaian data dan kejadian ini, saya melihat Prabowo
kerap mendapat bisikan yang salah.Tidak mau belajar dengan data dan lebih
mementingkan hura-hura.Yang penting rame.Dan mungkin inilah penyebab terjadinya
aneka hoax,mulai dari Ratna Sarumpaet, selang RSCM, dan seterusnya.
Kalau tujuannya untuk rame-rame,yang penting dibicarakan,yang
penting terlihat mendapat dukungan massa di setiap acara kampanye,maka itu
semua sudah hampir tercapai.Saya katakan hampir, karena massa HTI dan sejenisnya
ini sangat terbatas.Tidak menyeluruh dan tidak akan bisa menyambut Prabowo di
seluruh daerah dengan meriah.Tapi kalau tujuannya ingin menang Pilpres, Prabowo
salah strategi.Begitu juga dengan tim dan pembisiknya,yang tak mampu memberikan
masukan yang benar.
Terakhir,Gaya-gaya diktator dan anti kritik masih melekat
kuat. Sehingga enggan menerima masukan dari luar, hanya fokus pada penasehat di
sekelilingnya yang teguh memegang prinsip “asal bapak senang.” Begitulah kira-kira
Sumber : Seword
Posting Komentar untuk "Pendukung Prabowo Balik Arah Karena HTI dan FPI"