Presiden Jokowi dan Cak Lontong Kompak Sleding Prabowo
Tidak bisa dipungkiri, sindir-menyindir dalam Pilpres itu
sesuatu yang lumrah.
Bahkan pendukung capres sebelah, lebih parah lagi, yakni
melakukan kampanye hitam.Mereka menyebarkan hoax door to door, dengan
mengatakan Jokowi akan melegalkan LBGT lah, azan akan dihilangkan jika Jokowi
jadi presiden lah, dan yang di Makasar ada seorang emak-emak memakai atribut
PKS menyebarkan hoax, “jika Jokowi terpilih lagi jadi presidan, maka mata
pelajaran agama di sekolah-sekolah akan dihapus”.
Untuk menepis semua tudingan itu, presiden Jokowi sering
melakukan klarifikasi.
Bahkan, tidak jarang ia membongkar bobroknya capres kubu
sebelah, yang sering bicara tanpa data, dan omong besar, tapi stretagi dan
langkah-langkahnya kita tidak tahu.
Berikut transkrip percakapan presiden Jokowi, saat
menyeleding capres sebelah yang sering menyerangnya tersebut, ketika
diwawancarai oleh Lies Hartono atau yang lebih akrab disapa Cak Lontong, dalam
acara yang bertajuk ‘30 Menit Bersama Presiden’, yang baru-baru ini ditayangkan
pada Minggu (10/3/2019), pukul 21.30 WIB.
Membangun negara itu butuh proses, tidak sim salabim
Cak Lontong : Sebelumnya nyuwun sewu, bapak bisa nyetir
mobil pak?
Jokowi : Nyetir mobil bisa, nyetir motor bisa, sim punya,
Sim A, Sim B, dan Sim C.
Cak Lontong : Yang gak punya sim apa pak?
Jokowi : Yang gak punya sim salabim. Hahaha
Keduanya kompak tertawa.
Cak Lontong : Maksudnya sim salabim gak punya ini, gimana
pak?
Jokowi : Ya, tidak sesuatu itu instan. Gak mungkin. Apalagi
membangun negara. Instan langsung sejahterah, itu juga tidak mungkin. Semuanya
harus melalui, proses, proses, proses yang panjang, karena ini adalah negara
besar.
Cak Lontong : Jadi gak mungkin sim salabim langsung ada?
Jokowi : Gak mungkin, sim salabim langsung sejahtera, gak
mungkin.
Cak Lontong : Proses itu yang penting. Apalagi sim salabim
dari yang ada terus hilang. Hahaha
Penonton tertawa.
Jokowi : Apalagi sim salabim kemudian hilang. Nah, itu yang
bahaya.
Jangan nyerang melulu, sesekali introspeksi diri
olahraga di Indonesia ini, pernah gak bapak dulu, waktu kecil,
dimarahin gara-gara main bola memecahkan kaca tetangga?
Jokowi : Gak pernah. Karena, kalau main bola saya biasanya
jaga gawang. Menyelamatkan bola. Bukan membuang buang bola. Apalagi sampai
memecahkan kaca tetangga orang, gak. Hahaha
Cak Lontong : Ada filosofinya itu pak, menyelamatkan gawang
supaya tidak bobol?
Jokowi : Sama seperti mengelola negara ini. Harus bisa
mengelola ekonominya, keamanannya, politiknya sehingga tidak kebobolan.
Untungnya itu, saya punya pengalaman masa kecil jadi kiper, sambil tertawa.
Cak Lontong : Mungkin banyak yang jadi penyerang iya pak?
Nyerang terus lupa menjaga gawang. Hahaha
Cinta antara suami-istri tidak boleh putus
Cak Lontong : Sekarang lebih akrab lagi pak. Kita bicara
masalah keluarga. Neh, saya dengar bapak dulu boncengan naik sepeda motor sama
ibuk, rantainya dulu pernah putus gak pak?
Jokowi : Pernah. Jadi dulu awal-awal saya dengan buk Jokowi,
saya ajak pertama kali janjian makan bakso, naik sepeda. Kemudian setelah itu,
saya ulang lagi, saya ajak lagi sepedaan. Setelah kedua sepedaan itu, saya
sudah yakin buk Jokowi itu senang dengan saya. Uda kena ini, gitu. Hahaha
Jokowi : Tapi, dalam sepedaan memeng beberapa kali rantainya
putus. Tapi yang jelas rantai cinta saya dengan buk Jokowi tidak pernah putus.
Cak Lontong : Cieee, bapak. Hahaha. Rantai sepeda boleh
putus tapi rantai cinta tidak boleh putus. Luar biasa.
Cak Lontong : Bapak menyebut makanan yang dipilih saat PDKT
dengan ibuk iriana bakso. Kenapa jatuh pilihan pada bakso?
Jokowi : Bakso itu bulat, maknanya tekad bulat kita berdua
untuk membangun rumah tangga yang bahagia menjadi satu terus.
Cak Lontong : Whoahaha, luar biasa.
Kepemimpinan itu dimulai dari keluarga
Cak Lontong : Bapak ini kan, saya kenal dulu jadi walikota,
kemudian gubernur, dan sekarang adalah presiden Republik Indonesia. Itu
pengalaman yang luar biasa menurut saya pak. Padahal kalau saya pengen jadi
ketua RT saja, 2 periode, ini gagal terus pak. Scope yang
kecil saja, saya gak mampu. Tapi bapak bisa meningkat yang luar biasa, apa ada
kunci-kunci dan resep khusus itu pak?
Jokowi : Pelajaran pertama, yang paling penting itu adalah
memimpin keluarga dulu. Ini penting banget. Karena memimpin keluarga itu juga
ada teorinya, ada leadershipnya, dan ada kepemimpinan di situ. Terutama
komitmen untuk keluarga, kasih sayang untuk keluarga, dan membahagiakan
keluarga. Ya sama, kalau kita pas jadi walikota, gubernur, presiden, komitmen
kita untuk memberikan kasih sayang, membahagiakan rakyat kita.
Infrastruktur itu banyak manfaat, dan tidak hanya untuk
saat ini saja, tapi juga untuk jangka menengah dan jangka panjang
Cak Lontong : Nah, berikutnya pak. Di luar sana, saya sering
mendengar infrastruktur itu tidak bisa dimakan?
Jokowi : Ya memang betul, infrasaktur itu, kita bangun bukan
untuk dimakan. Iya dong, masa orang disuruh makan aspal, semen. Tapi
infrastruktur ini bisa mendekatkan makanan dengan masyarakat, bisa membuka
lapangan kerja, bisa mempercepat mobilitas barang dan orang, sehingga semua
menjadi lebih mudah dan murah.
Jokowi : Kalau hanya sim salabim ini menjadi murah, sim
salabim ini menjadi terbuka lapangan pekerjaan, gak ada itu caranya.
Cak Lontong : Mohon ijin sebentar iya pak. Mikir!
Hahahah
Jadi pemimpin itu harus visioner
Cak Lontong : Bapak kan gencar membangun infrastruktur.
Tetapi, ada sebagian masyarakat kita yang juga punya pemikiran, kenapa uang
sebanyak itu untuk membangun infrastruktur. Kenapa gak dibagikan langsung saja
buat mereka? Gimana ini menurut bapak?
Jokowi : Saya berikan contoh Gelora Bung Karno, yang sangat
megah, yang membutuhkan biaya sangat gede, yang dibangun tahun 60an. Itu adalah
keputusan politik, tetapi saat itu mungkin sangat mahal sekali, tetapi tetap
dibangun. Kita lihat sampai sekarang kita masih menikmati. Artinya, meskipun
mahal, manfaatnya sampai ke anak, ke cucu, hingga ke cicit nantinya. Jadi
jangan berpikir itu instan, hanya sekarang. Berpikir sekarang, berpikir jangka
menengah dan berpikir jangka panjang. Itulah yang namanya visioner.
Cita-cita Jokowi menjadikan Indonesia adil dan makur,
bukan malah bubar dan punah
Cak Lontong : Cita-cita bapak itu apa?
Jokowi : Bangsa ini memiiliki cita-cita besar, sesuai dengan
konstitusi kita yaitu mewujudkan adil dan makmur. Itulah yang juga saya
impi-impikan. Membangun negara ini, membangun infrastruktur yang merata di
seluruh tanah air, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.
Cak Lontong : (sebagai tanda mendukung Jokowi), dan yang
jelas, saya sebagai pribadi dan masyarakat Indonesia yang lain, kita punya
cita-cita yang sama, menjadikan bangsa ini lebih besar, untuk itu kita bantu
presiden kita mencapai cita-citanya.
Demikian kalau capres optimis bicara. Kata-katanya memberi
semangat dan menginspirasi.
Beda dengan capres sebelah yang sukanya menakut-nakuti
orang, kayak hantu.
Orasinya sih boleh saja menggelegar, niru gaya
Soekarno. Tapi mematahkan semangat dan membikin orang lain yang mendengarnya
tersiggung.
Sumber : tribunnews.com
Posting Komentar untuk "Presiden Jokowi dan Cak Lontong Kompak Sleding Prabowo"