Suku-suku Pedalaman Indonesia yang Menolak Modernisasi
BANYAK suku di Indonesia yang hingga kini masih
terisolir. Bukannya pemerintah mengabaikan keberadaannya, namun mereka sendiri
yang menolak pengaruh luar.
Mereka begitu gigih mempertahankan tradisi dari pengaruh modernisasi. Kalau toh harus berhubungan dengan dunia luar, mereka memiliki aturan yang ketat. Tujuannya agar tradisi mereka tidak tergerus.Diantara dari sekian banyak suku-suku tersebut berikut diantaranya :
Suku Baduy Dalam (Banten)
Mereka begitu gigih mempertahankan tradisi dari pengaruh modernisasi. Kalau toh harus berhubungan dengan dunia luar, mereka memiliki aturan yang ketat. Tujuannya agar tradisi mereka tidak tergerus.Diantara dari sekian banyak suku-suku tersebut berikut diantaranya :
Suku Baduy Dalam (Banten)
Suku Badui atau suku Kanekes (khususnya Baduy dalam) adalah
masyarakat asli di daerah Banten. Meskipun tinggal di daerah yang cukup sentral
di Indonesia, suku ini menjalani kehidupannya dengan mengasingkan diri dan
tidak menerima modernisasi atau pembangunan yang berasal dari luar. Masyarakat
Baduy dalam lebih memilih hidup mandiri di sekitar pegunungan kendeng dengan
bermata pencaharian yang bersumber dari alam.
Suku Samin (Blora, Pati, Bojonegoro)
Suku Samin merupakan suku pedalaman di Indonesia yang
terasing dan terancam kepunahannya. Suku Samin tersebar di daerah Blora, Pati
dan sebagian wilayah Bojonegoro. Suku Samin atau yang juga disebut wong rikep
ini memilih tinggal di tengah hutan di kawasan pegunungan Kendeng, dan
menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. Penolakan terhadap pemerintah pada
suku ini bermula dari sikap pendahulunya Samin Surosinteko yang menentang keras
sikap kapitalisme dan materialisme pemerintah Belanda.
Suku Anak Dalam (Jambi)
Di
pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi terdapat Suku Anak Dalam atau yang
juga dikenal dengan nama suku Kubu. Suku ini pun masih hidup nomaden atau
berpindah-pindah, bahkan sistem kepercayaan yang mereka anut pun masih sangat
kuno. Disebutkan jika suku anak dalam masih menyembah dewa atau roh dari para
leluhur
Suku Polahi (Gorontalo)
Suku
yang menghuni hutan Boliyahato di Kota Gorontalo Sulawesi ini menjadi salah
satu suku paling tertinggal di Indonesia. Pola hidup mereka yang
berpindah-pindah dan mereka sama sekali belum pernah bersentuhan dengan
kehidupan luar. Menurut catatan dari berbagai sumber, suku terasing ini bahkan
sama sekali tidak mengenal kepercayaan
Suku
Kajang (Sulawesi Selatan)
Suku
Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan ini boleh disebut sebagai suku
terasing sekaligus ditakuti. Beberapa kalangan dari Suku Kajang memang sudah
semakin terbuka dengan kehidupan perkotaan namun suku ini juga punya sejumlah
kelompok yang hidup terasing di tengah hutan. Suku yang identik dengan busana
serba hitam ini juga dipercaya memiliki kekuatan magis dahsyat.
Suku Korowai (Papua)
Suku
Korowai merupakan suku yang hidup di hutan-hutan pedalaman Papua. Kaum dari
suku Korowai terbilang sangat sangat terasing. Jika beberapa suku lain di tanah
Papua sudah mengenal baju, suku ini sama sekali tidak mengenakan apa-apa bahkan
termasuk koteka. Suku ini disebut bermukim di atas pohon,
bahkan menurut penelusuran di beberapa sumber rumah suku ini bisa berada di
atas ketinggian hingga 50 sampai 100 meter dari permukaan tanah.
Suku Mentawai (Sumatra Barat)
Suku
Mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan Mentawai bagian dari wilayah
Sumatra Barat dan Utara. Asal usulnnya yang misterius menjadi perdebatan di
kalangan peneliti. Ada yang berpendapat bahwa suku ini berasal dari bangsa
Polinisea ada pula yang meyakini suku ini berasal dari bangsa Proto Malaya atau
melayu tua.
Suku Togutil (Maluku Utara)
Suku Togutil yang mendiami hutan Halmahera terancam punah
akibat akitivitas pertambangan. Suku Togutil merupakan komunitas etnis yang
hidupnya berpindah pindah di hutan. Mereka tinggal di hutan Totodogu dan hutan
Lolobata
Posting Komentar untuk "Suku-suku Pedalaman Indonesia yang Menolak Modernisasi"