Orang Edan,Tolak Hasil Pemilu Meski Harus Hilang Nyawa
Inilah perkataan paling kontroversi dan provokatif selama pilpres 2019
Menjelang hari pengumuman
pemenang pilpres oleh KPU, ada saja sejumlah pihak yang dengan sengaja
memperkeruh keadaan atau bahkan ingin memancing keributan. Maklum,
ini karena akibat tidak bisanya
kubu sebelah menerima kenyataan bila mereka
kalah pilpres dan menciptakan sensasi
dengan mengklaim bila capres
mereka ialah pemenang.
Bukan melulu orang
biasa, sejumlah tokoh pun terindikasi mengompori. Sebut
Saja caleg dari partai PAN Eggi Sudjana yang diadukan atas kasus
sangkaan makar dan penyebaran ujaran kebencian melewati media elektronik. Laporan itu menurut video Eggi yang diperkirakan mengajak orang
guna menggelar pekerjaan "
people power" sesaat sesudah hasil
hitung cepat atau quick count sebanyak lembaga
survei hadir di media
elektronik.
Dan kini giliran Politikus dari Partai Berkarya Djoko Edhi Abdurrahman yang diadukan ke polisi. Djoko Edhi Abdurrahman diadukan oleh Cyber Indonesia atas kasus sangkaan ujaran kebencian.
Ketua Umum Cyber Indonesia Muanas Alaidin mengatakan,
laporan itu dibuat sehubungan dengan tersebarnya suatu video di sosial media laksana Twitter dan software WhatsApp yang memperlihatkan Djoko Edhy di suatu acara diskusi publik. Dalam
video tersebut, Djoko mengucapkan adanya
potensi kecurangan dalam Pemilu 2019.
Videonya dinilai
paling provokatif, diperkirakan kontennya
di suatu acara diskusi.
Djoko Edhi dalam diskusi itu menyampaikan untuk publik bahwa proses pemilu ini sarat kecurangan tanpa adanya bukti akurat," kata Muanas.
Selain hal tersebut Djoko
Edhi melontarkan pengakuan yang
mendorong masyarakat untuk menampik hasil
Pemilu 2019.
"Pernyataan berikutnya, dia menyuruh publik menampik hasil Pemilu 2019 dengan segala risiko dan konsekuensinya, termasuk sampai menghilangkan nyawa 100-200 orang."
Beberapa waktu lalu,
dalam konferensi pers bertema 'Menyoal
Netralitas KPU' di Seknas Prabowo-sandi Senin lalu, Djoko Edhi bahkan
memplesetkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) jadi komisi maling. “Aku bilang ke KPU
kenapa kamu tiba-tiba menjadi
komisi maling. Jadi, kelak kita
panggil aja komisi maling Indonesia,” kata Djoko.
Menurutnya, sangkaan
kecurangan ini bakal terus dilangsungkan dan tidak dapat dibendung. Bahkan, Djoko mengasumsikan kecurangan itu akan dilangsungkan sampai berlalu
perhitungan suara secara berjenjang. "Tidak barangkali kita
menanggulangi kecurang-kecurangan ini. Kecurangan ini akan dilangsungkan sampai perhitungan
manual. Sikap saya tolak semua pemilu,”
katanya. Dia pun mengatakan
pemilu di negara ini ternodai dan sarat
dengan kebohongan.
Hahaha, ini namanya tidak pernah ngaca dan suka menyaksikan kuman di seberang lautan sebenarnya ada gajah segede kingkong
di depan namun tidak kelihatan.
Yang sarat kebohongan tersebut siapa sebenarnya? Capres
yang sujud syukur rayakan kemenangan sebenarnya
hasil quick count berkata sebaliknya.
Terkait ucapannya yang serukan penolakan terhadap hasil
pemilu walau harus hilangkan
100-200 nyawa sebenarnya paling meresahkan sebab provokatif. Apa dasarnya dia mengatakan hal sekotor itu? Ini sama saja dengan memancing di air keruh, mengguyur bensin ke dalam api
sehingga kian besar dan membara.
Kelakuan mereka yang tergabung dalam satu komplotan kubu sebelah, paling tidak dapat ditolerir.
Dan ini pun semakin meningkatkan banyaknya kejanggalan, sebab di satu sisi capres sebelah
klaim menang, sementara orang
ini justeru mengajak tolak hasil
pilpres. Padahal anda tahu
partai naungannya ini sedang di kubu
sebelah. Apakah ini dengan kata lain menolak
kemenangan Prabowo? Tentu tidak, sebab ini
pemikiran orang yang paling pendek
pola pikirnya. Yang masuk akal ialah Justru
mereka tahu capresnya telah kalah
makanya teriak culas dengan sekian banyak cara yang kadang tidak anda sangka. Kalau yakin menang,
mereka takkan sebodoh tersebut teriak
curang, demo KPU atau menampik hasil
pemilu. Justru mereka ini yang paling
tidak sedikit kebohongannya.
Mereka secara tidak langsung sedang hendak mengompori massa
melewati pernyataan provokatif dan kontroversial. Tujuan mereka ini
didasari oleh sikap kekanak-kanakan dan ketidakjantanan dalam menyikapi hasil
pilpres. Kalah namun tidak inginkan bersikap sportif. Kalah namun merengek dan ngotot mohon menang. Kalah tapi berjuang dan berusaha mengompori
supporter untuk menciptakan kericuhan.
Kalah namun teriak culas curang dan culas entah berapa kali. Kalah namun teriak menang dan sujud syukur.
Orang-orang sperti itu kadang
memang mesti diberi latihan yang keras.
Posting Komentar untuk "Orang Edan,Tolak Hasil Pemilu Meski Harus Hilang Nyawa"