Untuk Ketiga Kalinya Sandiaga Menampar Prabowo
Prabowo Diangkat Ijtimak Ulama 3, Lalu Dibanting Sandiaga Yang “Kabur” Lagi!
Sama halnya dengan demo hingga berjilid-jilid, maka hari ini akan dilangsungkan kegiatan ijtimak ulama jilid 3. Hari ini pun bertepatan dengan May Day dan
hari libur. Dipastikan yang bakal menghadiri pekerjaan ini ialah orang yang itu-itu juga. Yang sudah muncul di jilid 1 maupun 2. Yang dulu katanya mengendorse ulama guna jadi wakil presiden untuk Prabowo, namun mau juga ikutan
berubah saat Prabowo ternyata
memilih Sandiaga yang pengusaha. Eh Sandiaga juga tiba-tiba dinamakan sebagai
“santri” dan “ulama”, biar cucok lah dengan rekomendasi mereka. Apa butuh saya ingatkan pun dengan adanya perkataan selamat dari HTI, ormas
terlarang di NKRI, sebagai pihak yang mendukung pekerjaan ini?
Sebuah sokongan yang
selalu ditentang oleh Prabowo?
Coba anda lihat hari ini, apakah
terdapat spanduk dari HTI lagi
di wilayah Bogor, tempat ijtimak ulama jilid 3 ini.
Katanya sih ijtimak ulama jilid 3 tidak
bakal mengundang ulama yang
telah jadi “cebong”. Mending jadi “cebong” mengawal NKRI ketimbang pengusung khilafah yang mau mengajak bubar NKRI, betul? Biarkan
nanti Prabowo yang menyatakan hal
ini. Saya suka menyaksikan orang
terpojok yang berupaya mengklarifikasi
mati-matian bahwa dia ialah pembela
Pancasila, sedangkan pendukungnya
sendiri inginkan menghapuskan
Pancasila dari negeri tersayang ini.
Nah, intinya ijtimak ulama jilid 3 ini kan tentu lah menyerahkan panggung buat
Prabowo. Entah yang mengusulkan para
ulamanya atau Prabowo sendiri? Entah lah. Pokoknya pekerjaan ini tujuannya buat
mengusung Prabowo. Apa lagi kan?
Namun, lucunya, hal angkat mengangkat atau mengusung ini, yang telah direncanakan dan dibentuk sedemikian rupa dengan cantiknya, “digembosi” oleh figur utama dalam kubu Prabowo sendiri. Tidak lain ialah Sandiaga. Prabowo yang mau diusung tinggi-tinggi, eh tiba-tiba ”dibanting” Sandiaga dengan kerasnya!
Pasalnya, Sandiaga tidak akan muncul dalam pekerjaan ini.
Ini sudah ditetapkan secara
tegas oleh Sandiaga untuk pihak
media. "Saya belum terima undangan,
namun saya telah berkoordinasi
sama Pak Prabowo, sebab saya besok bertugas di Sumatera Barat,"
ujar Sandiaga kemarin. Sandiaga tak
menyatakan apakah pembagian tugas ini berarti pasangannya, Prabowo
Subianto, akan muncul dalam
Ijtimak Ulama III. Ia selalu meyakinkan
tidak datang sebab akan mengawasi proses rekapitulasi di luar
kota. "Jadi saya bakal meninjau sejumlah lokasi PPK (panitia
pemilihan kecamatan) di Sumatera Barat besok," tutur Sandiaga Sumber.
Ah, dalil dicari-cari
nih, celetuk pikiran saya.
Soalnya dalil sakit kan sudah digunakan kemarin-kemarin. Jadi
sekarang dicarilah dalil lain.
Kenapa saya katakan begitu? Karena hari ini pun adalah Hari Buruh, May Day, yang adalah sebuah panggung politik Prabowo. Bagi peringatan Hari Buruh tahun ini, hari ini, Prabowo akan muncul di Sport Mall Kelapa Gading.
Tempat peringatan Hari Buruh yang
diadakan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said
Iqbal. Disebut bahwa kedatangan Prabowo sebagai format apresiasi pada kaum buruh yang mendukungnya sekitar masa kampanye, seperti dikutip cnnindonesia.com.
Apakah Sandiaga
bakal turut menghadiri acara peringatan Hari Buruh ini bareng Prabowo? Juga tidak, diapun absen, dengan dalil sama laksana di atas. Ditambah dengan dalil yang malah kian ”membanting”
Prabowo. Sandiaga hawatir kehadirannya itu dapat dipolitisasi oleh
beberapa pihak. "Saya tidak menghadiri sebab May Day tersebut kan
gerakan tiap tahun guna menempuh
kesetaraan. Saya mesti harus berhati-hati guna tidak dipolitisasi," ujar
Sandiaga pada hari Minggu kemudian (28/4)
Sumber.
Kocak dan koplak kan? apa kegunaannya kontrak politik yang telah diteken oleh Prabowo buat KSPI? Sudah jelas bahwa KSPI menyokong Prabowo – Sandiaga, alias mereka memang berpolitik.
Kenapa Sandiaga jadi fobia kehadirannya
dipolitisasi, wong memang tersebut panggung
politiknya Prabowo kok.
Sandiaga ini pengusaha dan alumni Amerika, tentunya dia
berpikiran logis. Akan lebih logis
andai Sandiaga dinamakan takut muncul di ijtimak ulama jilid 3
maupun di peringatan Hari Buruh pada hari ini, untuk mengayomi masa depannya di arena politik Indonesia. Sandiaga
sudah terbit dana banyak, sampai Rp 1,5 triliun buat segala hal Pilpres 2019. Itu investasi yang dia tentu akan jaga buat masa
depan. Langkahnya dibidang politik masih
panjang. Dia pun informasinya sudah
punya Kartu Tanda Anggota (KTA) dari PAN.
Dengan kata lain, Sandiaga pun telah menyiapkan semacam exit plan buat dirinya sendiri,
saat Prabowo mulai “tenggelam”. Sudah berakhir dana banyak, ngapain ikut tenggelam? Dana kan masih ada,
bisnis masih jalan. Tinggal ikut bendera partai lain, cusss maju melangkah ke
masa depan. Ngapain mikirin Prabowo lagi? Ngapain menciptakan noda-noda hitam memalukan dalam rekam jejak? Mending
“kabur”, ogah ikutan lagi? Dalam urusan
ini saya setuju.
Posting Komentar untuk "Untuk Ketiga Kalinya Sandiaga Menampar Prabowo"